Part #24 : Teori Darwin

“Heran yah disinggung dikit aja, lsg mesum xixixixixi” kata tiara sembari suapin aku potongan mangga terakhir.

“Hehehehe lagian mau ma cowok mesum hehehehe”

“Mas cari lagi mangganya..”

Katanya sambil tengok tengok ke atas pohon, kemudian masuk ke dalam kamar.

“Yuks..”
Katanya setelah keluar dr kamar dan bawahannya ud ganti pakai bicycle pants

“Kemana?”

“Manjat..”

“Ciyus? ”

“Aduuuh banyakan mikir kamu.” Kata tiara sambil berlari ke pohon mangga dan langsung manjat. Aku lsg ikut manjat.
Teori darwin ternyata benar hehehehe

Kami memetik bbrp mangga yang mengkal dan pesta mangga sore itu.

Malam hari aku habiskan dengan membuat laporan ke papa ttg kondisi pabrik dan rencana sementara utk pabrik itu.
Tiara sibuk dengan tabku ntah apa yg dilakukan aku gk terlalu perhatian.

“Mas..”
“Ya sayang…”
“‘Bobo yuks..”

“Bentar ya, aku msh bikin laporan buat papa. Bantuin dong liat pembukuannya. ”
Untung aku sempat belajar akuntansi dr sianne, jadi aku bisa bikin laporan dr yg cuma jurnal pemasukan dan pengeluaran jadi buku besar dan laporan rugi laba sementara.

Setelah selesai dan aku kirim ke papa via email, aku nyari eyangku. Ternyata ud tidur.

“Eyang ud tidur, yuks sayang”

“Temenin dulu ya..”

“Katanya aku gk boleh nyusul’

‘Kan gk nyusul, nemenin xixixixi’

“Ya ud.. yuks”

Kami bebesih bareng dan lsg merebahkan diri di tmp tidur.

“Km tuh bs manjat ya..”

“Xixixixi km heran, mas? ”

“Nggak sih cuma membuktikan teori darwin benar.. hehehehe”

“Jadi maksudnya?” Kata tiara tangannya siap merebas kontolku

“Maksudnya, km tuh ternyata suka manjat ma doyan pisang hehehehehe”

“Mau ya digigit pisangnya? Xixixixixi”

“Ampun.. sayang..”

Tiara memandang mataku.. kemudian
Bibirnya mendekat ke bibirku gk ditempelkan, hanya dekat sekali. Kami saling merasakan hangatnya nafas masing2.

“Amote mas” bisiknya sangat lirih

Ku tempelkan bibirku lembut, mata kami terpejam merasakan getaran masing masing. Masih dengan sangat lembut kukecup bibirnya, tiara membalas dengan mengecup lembut bibirku juga.

Sssshhhh ahhhh kepalanya ditarik, kedua tangannya memegang pipiku, matanya menatap mataku

“Aku cinta banget sama kamu, mas” bisiknya lagi

“Aku juga sayang,” bisikku sambil menempelkan keningku di keningnya. Kami kemudian saling membelai wajah satu sama lain sembari saling memberikan kecupan kecupan ringan di bibir bekali kali.

“Mas.. aku mau..”

“Ud basah?”

Tiara mengangguk, kami segera melepaskan pakaian kami masing masing dan berbaring berdampingan.

Kami berciuman dengan intens dan bergairah, saling memberikan stimulus untuk meningkatkan birahi kami.

“Sssshhhh maaasss masuuukin,”

Aku segera memposisikan kontolku menghadap liang vaginanya.

“Pelan mas.._

Pelan sekali kumasukkan kontolku tanpa melumasi dengan cairan vaginanya. Ada terasa basah dan hangat di kepala kontolku ketika perlahan menembus ketatnya jepitan memek tiara. Ku tarik kontolku dan kumasukkan lagi berulang sampai akhirnya mampu sepenuhnya tertanam di liang lahir tiara.

“Uuggghhh mas.. dalem banget, rasanya sampe ke rahimku.”
“Kocok mas.. ”

Masih dengan tempo lambat kunikmati sensasi gesekan penis dengan dinding vagina.

“Aaahhhh ara, enak banget…”

Kutanam penuh kontolku kudiamkan sejenak di dalam memeknya, tiara bergerak otomatis menggoyangkan pinggulnya. Kuulang gerakan ini untuk berapa menit. Tiap kali tiara bergoyang, kurasakan mulut rahimnya membelai ujung kontolku.

“Maaassss… Enak banget sayang
Mentok sayang…”

Aku mengatur tiara agar pantatnya naik dan kuganjal bantal dibawahnya. Tanpa aba2 Langsung kuhujam dengan batang kerasku, terasa menyentuh benda lunak diujungnya

“Aaaahhhhh_ tiara memekik
“Maaassss menttookkk baaannggeeettt”

Mulutnya ditutup tangan mencegah pekikannya membangunkan seisi rumah

“Hhhsss hhhsss hhhsss meeentttoookkk saayaaanggg”

Terus ku hajar tiara dengan gerakan itu lebih dari lima menit, lendir vaginanya membanjir membuat suara berdecak khas bunyi ngentot.

Beberapa menit kemudian
Tiara memintaku merubah posisi kami.
Menjadi WOT.

Tanpa aba2 penisku langsung dimasukkan dalam memeknya dan dia mulai bergoyang maju mundur.

“Aaarrrggg maaasss ennaaak baaanggettt
Ssshhh ssshhh sssshhh sssshhhh”

Tekanannya pada kontolku makin kuat, tiara memaksimalkan adukan kontolku dalam memeknya dan gesekan clitorisnya dengan jembutku.

Lebih dari lima menit kemudian kurasakan gerakan tiara makin cepat.

Hhhsss hhhsss hhhsss hhhhsss nafasnya ngos ngosan berpacu dengan birahinya.
Aku membantunya menggerakan pantatnya dengan tanganku ku sesuaikan ritmenya tapi kubimbing semakin lama semakin cepat.

“Mmaaasss maaass mmmaasssss aaaaakkkkkuuuuuu nnnyyyaaaammmpppeeeree”

“Aaaaarrrrggggghhhhhh hhhsss hhssss hhhhssss $

Pantatnya bergoyang liar badannya bergetar wajahnya tengadah dengan mata tertutup. Keringat membasahi seluruh tubuh putihnya.

Tiara berhenti bergerak beberapa detik untuk merasakan sensasi orgasme sebelum akhirnya jatuh tertelungkup di dadaku.

Hhsss hhhss hhhsss hanya nafas nyanyang kudengar terengah2.

Kemudian kami berciuman liar sekali, pantatnya kubimbing naik turun mengocok kontolku yang masih tertanam dalam memeknya. Kupeluk badannya dan membiarkan hanya pantatnya yang bergerak

“Uuuuhhh ara… Ennaak sayang…” Desisku merasakan pijatan lembut memeknya pada kontolku naik turun.

Kurasakan penisku mulai berkedut kedut kuminta tiara menghentikan gerakannya, gantian aku yang memompa dari bawah langsung full speed. Dan gk lama kemudian aku merasakan seluruh badanku mengejang pantatku mendorong kontolku masuk sedalam2nya dalam memekmya seraya menyemprotkan jutaan benih anak manusia dalam rahimnya.

Beberapa menit kemudian
Nafas kami yang ngos ngosan berangsur teratur dan kami tertidur dengan posisi tiara di atasku dan kontolku masih tertanam di memeknya.

Aku terbangun selimut sdh menggantikan posisi tiara di atasku. Kulihat dia ada di depan meja rias menghadapku sambil mengeringkan rambut dengan handuk, telanjang.

Ud bangun mas? Katanya sambil menghampiriku di kasur dan membuka selimut.

“Ehh.. koq ngaceng, mas?”

“Biasa sih pagi pasti ngaceng..”

“Bangun gih..”

Aku segera bangun, tapi gantian tiara naik ke tmp tidur

“Sayang tuh mas, klo gk dimanfaatin” katanya sembari memberikan satu pemandangan terindah dalam hidupku

Cewek dengan bau segar khas baru mandi, rambut panjang basah, putih, langsing, lagi nungging dengan memek merah merekah basah didepan ku minta dientot.

Lelaki manapun gk akan bs menolak

Tanpa menunggu aba2 aku lsg menodongkan perlengkapan tempurku.
Kulumasi kepalanya dengan mengesek di permukaan memeknya yang ud basah, lalu pelan sekali mulai ku lesakkan batang legam ini dalam liang peranakannya. Harus beberapa kali masuk keluar sampai akhirnya berhasil terbenamkan seluruhnya.

“Cepet aja mas..
Jgn lama2_

“Ndre.. kowe ning ndi?$

“Siram eyang..”

“Iki lho, pakde to nggoleki”

Uaseeemmmm baru juga kokang senjata, lsg letoy burungku

“Inggih eyang, sekedap melih_

“Xixixixixixi…” Tiara tertawa ngakak sambil masih godain aku pantatnya digoyang2 sambil nungging

Sialan sialan, ya ud aku segera masuk kamar mandi, guyur2 seadanya dan keluar menemui pakde jo

“Inggih pakde.”

“Niki mas, njenengan ajeng ningali pabrik menopo mboten?”

“Nggih ningali tho pakde”

“Nggih nek kados meniko, kulo tak nggolek tiange sak meniko trus mangke ketemu ning pabrik nggih mas? Ngaten thi mas andre?”

“Inggih pakde.”

“Kulo pamit nggih mas”

“Monggo pakde”

Setelah selesai sarapan, aku dan tiara lsg menuju pabrik. Di dalam si hoki km ketawa ngakak mengingat kejadian pagi itu.

Aku acak2 rambut tiara dan kupeluk pake tangan kiriku serta kucium kepalanya.

“Amote ara..”

“Amote mas..”

Sampai di pabrik, tiara minta dibantu pakde jo utk mengatur meja administrasi menjadi lebih nyaman. Karyawan pabrik yang semuanya ibu2 juga dikerahkan membersihkan lingkungan pabrik.

Lalu aku lihat tiara bicara perlahan dgn pakde jo dan memberikan uang.

Jam 12 siang waktu istirahat kami semua berkumpul di selasar pabrik, gelar tikar dan makan bersama. Rupanya tiara meminta pakde jo utk beli makanan buat seluruh karyawan yang hanya tinggal 14 orang ini.

Selesai makan, tiara memanggilku
“Mas.. sini deh”

“Ya sayang”

“Mas, kita kayaknya perlu ke jkt deh
Aku dr kmrn ud diskusi sama timnya mbak g**a. Kita perlu ngobrol sm mrk soal standar produksi yg dipake di fashion”

“Loh emg km kenal,”

“Klo mbak g**a nya sih kenal gitu aja. Aku deket sama timnya soalnya kira2 dua bulan lalu aku habis jd modelnya mrk tp wkt itu songket. Nah aku sempet lihat ada lurik di sana. ”

“Tunggu, emang km punya rencana apa?”

“Jd gini mas, aku tuh penasaran bisa gk sih ini lurik sampe masuk mall, sampe jadi fashion material gitu. Atau plg nggak souvenir item deh. Klo yg contoh yg dibikin kmrn sih aku test di kulit aku bentar aja ud gatel. Gk tau dr benangnya atau dr pewarnanya.”

“Hhhhmmm.. bisa gk mrk kirim aja samplenya sama infoin kita suppliernya siapa?”

“Bentar ya aku tanyain. ”

“Gk usah gede2 ukuran 10cm x 10 cm aja”

“Okey boss$

Hari itu sore pakde jo memberikan coret2an ttg biaya perbaikan mesin. Aku memutuskan menunda perbaikan dulu dengan pertimbangan marketnya belum jelas.

“Mas, bisa. dikirim besok 3 hari lg sampe, alamat suppliernya nih…_

“Ini sih di bantul. Besok kita ke sana.
Say tlg dong telp mrk kita mau dateng, bilang aja kita lg perlu supplier lurik.”

“Siap boss”

“Boss melulu..”

“Emang mas maunya dipanggil apa?_

“Pemimpin An”

“Xixixixi kayak drakor ish kamu..”

“Hahahahaha_

Setelah dua minggu bergelut dengan berbagai persoalan produksi, supplier benang, supplier pewarna, modifikasi alat tenun, kami bisa memproduksi kain lurik grade A, bahkan grade A+. Selain memproduksi lurik grade A, atas saran papa, kami juga memperluas pasar utk serbet kami dengan membuat serbet grade A B dan C. Aku dan tiara benar benar canvasing masuk2 pasar menawarkan produk serbet bikinan Pabrik Tenun Dadi Jaya.

Bersambung